Meski begitu, para peneliti ingin mengungkapkan bahwa penemuan ini justru memberikan harapan baru bagi pasangan infertil.
"Untuk hampir sepertiga pasangan saat ini, belum ada kejelasan penyebab dari ketidaksuburan, dan pasangan-pasangan ini menerima diagnosis mengenai ketidaksuburan yang tidak dapat dijelaskan. Pasangan-pasangan ini sudah mengeluarkan banyak waktu dan uang untuk perawatan kesuburan, seperti inseminasi buatan yang akhirnya tidak membuahkan hasil," ungkap Profesor Sheena Lewis dari School of Medicine, Dentistry and Biomedical Sciences di Queen's University.
Kini, tim peneliti memiliki terobosan baru yang dapat menjelaskan penyebab ketidaksuburan untuk banyak pasangan. Karena penyebabnya sudah diketahui, kini dokter bisa merancang perawatan yang disesuaikan kondisi pasien untuk meningkatkan peluang memiliki anak. "Tidak ada jaminan (mengenai keberhasilannya), tapi bisa memberi peluang yang lebih baik," tambah Profesor Lewis.
Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa peluang kesuksesan program bayi tabung berkaitan erat dengan tingkat kerusakan DNA si calon ayah pada spermanya. Namun, penelitian lebih lanjut mengenai hal ini masih terus dikembangkan.
0 komentar:
Posting Komentar