Sebagian anak kecil dan remaja secara umum mungkin selalu menolak untuk pergi ke dokter gigi. Namun, kondisi sebaliknya justru terjadi di negara-negara kawasan Asia Tenggara. Pasalnya, dilaporkan para remaja berbondong-bondong ingin memasang kawat gigi pada giginya, baik kawat gigi dari dokter ataupun palsu yang banyak beredar di pasaran.
Banyak orang berasumsi bahwa memasang kawat gigi menunjukkan simbol status sosial dan tak lagi sekadar memenuhi tampilan fesyen. Namun sebelum memutuskan menggunakan kawat gigi, perhatikanlah plus minusnya karena ancaman kesehatan di depan mata.
Banyak ditemukan karena pengetahuan yang kurang mengenai kawat gigi palsu, banyak gadis remaja yang justru mengalami kematian akibat itu semua.
Memakai kawat gigi memang memakan banyak biaya, dengan harga mulai dari Rp5 juta hingga Rp10 juta. Namun, untuk jangka panjang semuanya merupakan investasi besar.
Di negara seperti Thailand, Indonesia dan Malaysia, demi mendapatkan status tersebut banyak dijual kawat gigi palsu di mana tidak membutuhkan jasa dokter gigi untuk memasangnya.
Di Thailand, dua gadis muda meninggal karena pemakaian kawat gigi palsu. Belajar dari kasus tersebut, pemerintah Thailand diwajibkan untuk memperketat adanya penjualan kawat gigi palsu di pasaran.
Kawat gigi palsu yang dipakai Khon Karn, gadis berusia 17 tahun, terinfeksi thyroid. Tidak hanya gadis malang tersebut, polisi juga menemukan Chon Buri, gadis 14 tahun yang mengalami hal serupa karena memasang kawat gigi palsu pada giginya.
Sekarang ini, para pakar kecantikan dan kesehatan telah memeringatkan anak muda untuk melawan pemakaian kawat gigi palsu hanya untuk sebuah status sosial dan fesyen. Para pakar memercayai hal tersebut sangat berbahaya dan harus dimusnahkan, seperti dilansir Dailymail.
0 komentar:
Posting Komentar